Perawatan kehamilan merupakan salah satu faktor yang amat perlu  diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi dan kematian ketika  persalinan, disamping itu juga untuk menjaga pertumbuhan dan kesehatan  janin. Memahami perilaku perawatan kehamilan (ante natal care) adalah  penting untuk mengetahui dampak kesehatan bayi dan si ibu sendiri.
 Pacta  berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, masih banyak ibu-ibu yang  menganggap kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan kodrati. Mereka  merasa tidak perlu memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan ataupun  dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari pentingnya  pemeriksaan kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor  resiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Resiko ini baru  diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah  terlambat dapat membawa akibat fatal yaitu kematian. Hal ini kemungkinan  disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi.  Selain dari kurangnya pengetahuan akan pentingnya perawatan kehamilan,  permasalahan-permasalahan pada kehamilan dan persalinan dipengaruhi juga  oleh
-faktor nikah pada usia muda yang masih banyak dijumpai di daerah  pedesaan. Disamping itu, dengan masih adanya
-preferensi terhadap jenis  kelamin anak khususnya pada beberapa suku, yang menyebabkan istri  mengalami kehamilan yang berturut-turut dalam jangka waktu yang relatif  pendek, menyebabkan ibu mempunyai resiko tinggi pacta saat melahirkan. 
Di masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Contoh lain di daerah Subang, ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena khawatir bayinya akan besar sehingga akan mempersulit persalinan. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nenas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan.
Di daerah pedesaan, kebanyakan ibu hamil masih mempercayai dukun beranak untuk menolong persalinan yang biasanya dilakukan di rumah. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1992 rnenunjukkan bahwa 65% persalinan ditolong oleh dukun beranak. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa masih terdapat praktek-praktek persalinan oleh dukun yang dapat membahayakan si ibu. ibu duduk dengan posisi bersandardan kaki diluruskan ke depan selama berjam-jam yang dapat menyebabkan perdarahan dan pembengkakan .
Pemilihan dukun beranak sebagai penolong persalinan pada dasarnya disebabkan karena beberapa alasan antara lain dikenal secara dekat, biaya murah, mengerti dan dapat membantu dalam upacara adat yang berkaitan dengan kelahiran anak serta merawat ibu dan bayi sampai 40 hari.
Disamping itu juga masih adanya keterbatasan jangkauan pelayanan kesehatan yang ada. Walaupun sudah banyak dukun beranak yang dilatih, namun praktek-praktek tradisional tertentu rnasih dilakukan. lnteraksi antara kondisi kesehatan ibu hamil dengan kemampuan penolong persalinan sangat menentukan hasil persalinan yaitu kematian atau bertahan hidup.
persalinan dapat menghambat tindakan yang seharusnya dilakukan dengan  cepat. Tidak jarang pula nasehat-nasehat yang diberikan oleh teman atau  tetangga mempengaruhi keputusan yang diambil.
 Keadaan ini seringkali  pula diperberat oleh faktor geografis, dimana jarak rumah si ibu dengan  tempat pelayanan kesehatan cukup jauh, tidak tersedianya transportasi,  atau oleh faktor kendala ekonomi dimana ada anggapan bahwa membawa si  ibu ke rumah sakit akan memakan biaya yang mahal.  Selain pada  masa hamil, pantangan-pantangan atau anjuran masih diberlakukan juga  pada masa pasca persalinan. Pantangan ataupun anjuraan ini biasanya  berkaitan dengan proses pemulihan kondisi fisik misalnya, ada makanan  tertentu yang sebaiknya dikonsumsi untuk memperbanyak produksi ASI ada  pula makanan tertentu yang dilarang karena dianggap dapat mempengaruhi  kesehatan bayi.
sumber : www.google.com 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar